Mewaspadai Ancaman Akhlak Remaja

Seorang kyai membagikan 3T kepada jamaah shalat subuh di masjid Agung Al Araaf Rangkasbitung. 3T ini dibagikan secara gratis sebagai modal untuk melakukan perbaikan atas permasalahan yang melanda generasi muda. Dengan bekal 3T ini, orang tua dengan segera melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan terhadap anaknya. 3T itu bukanlah uang 3 triliun. Namun 3T itu adalah kependekan dari televisi, telepon, dan teman. Kemerosotan akhlak remaja juga bersumber dari tiga hal yang sudah lekat dengan kita.
Jika kita cermati, acara-acara di televisi sungguh minim dengan nilai pendidikan. Contohnya, program reality show yang kelihatan direncanakan. Menghadirkan tayangan yang berisi cacian, makian, hingga kekerasan. Menampilkan kasus percintaan atau perselingkuhan hingga perceraian. Adegan yang dilakukan orang dewasa ini ditonton oleh penonton dengan semua umur, termasuk anak-anak kecil. Begitu pula ajang cari bakat yang menawarkan godaan hidup instan. Menggapai kesuksesan dengan cara yang singkat. Remaja-remaja disuguhi tayangan pergaulan yang kelewat batas, perilaku hidup mewah, dan gaya hedonis. Generasi muda bermimpi menjadi terkenal dan dipuji banyak orang. Kualitas bukan prioritas.
Sinetron-sinetron sudah tidak memedulikan kualitas. Adegan yang mengumbar sensualitas, lebih mengedepankan fisik tokoh yang ganteng dan cantik untuk menarik penonton yang didominasi anak-anak muda. Kesan rasionalitas disingkirkan jauh-jauh. Melupakan manfaat, yang penting rating tinggi. Dan efeknya pun sudah terlihat. Betapa anak-anak muda sekarang banyak yang meniru artis-artis di layar kaca. Berseliweran kita lihat, anak-anak muda dengan motor gede. Atau penampilan mereka yang mengecat rambutnya dengan berbagai warna.
Tayangan televisi justru menampilkan tayangan yang menarik di waktu-waktu shalat. Bahkan untuk sinetron religi sekali pun. Sehingga ini menjadi godaan untuk melakukan ibadah. Orang enggan beranjak dari depan televisi. Baru pergi setelah jeda iklan. Kalau pun melaksanakan ibadah, dengan kekhusyukan yang tidak maksimal.
Tidak kalah membahayakan adalah kehadiran telepon atau gadget. gadget sekarang ini mudah dan murah didapat. Sudah jamak kita lihat anak-anak usia SD atau TK sudah mahir menggunakan gadget. Malah, ada orang tua yang bangga jika anaknya main gadget. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan efek negatif. Pada taraf yang mengkhawatirkan, anak-anak sudah banyak yang kecanduan gadget. Banyak menghabiskan waktu untuk main gadget. Di rumah, di sekolah, di jalan, atau di tempat umum sibuk sendiri dengan gadget. Sibuk memposting kicauan, foto, atau video di banyak sosial media. Tidak cukup dengan satu sosial media saja. Padahal keaktifan mereka pun tidak terlalu penting. Gadget menjadi sarana pamer diri (eksis) atau gaya hidup. Gadget menghadirkan manfaat juga mudharat. jika tidak bijaksana dalam menggunakan, akan terjerumus dalam arus negatif yang sedemikian banyak. Pikiran tertuju penuh pada gadget. Anak sekolah pun menurun semangat belajarnya. Ketinggalan buku tidak menjadi pikiran, tapi ketinggalan gadget menjadi uring-uringan.
Faktor teman sangat menentukan kondisi seseorang. Sebuah ungkapan mengatakan, jika ingin tahu siapa seseorang itu, kenalilah dari siapa temannya. Faktor lingkungan besar pengaruhnya terhadap pergaulan remaja. Boleh jadi ketika di rumah, seorang anak berlaku santun dan menampilkan perilaku baik namun ketika sudah di luar rumah menjadi sangat liar dan bebas. Lingkungan sangat berperan membentuk citra positif atau negatif pribadi seseorang. Cara terbaik mendukung anak remaja secara positif adalah dengan membersihkan lingkungan yang ada di sekitarnya dari berbagai penyakit (Musthofa Abu Said : 2015)
Maka penting sekali untuk orang tua tahu dengan siapa anaknya berteman. Apalagi pergaulan remaja sekarang ini sangat mengkhawatirkan. Kasus siswa bolos sekolah, terlibat tawuran, merokok atau penggunaan narkoba menjadi ancaman yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Persoalan serius juga berupa fenomena balap liar, pacaran, dan pergaulan bebas. Fenomena semacam ini ditemukan di berbagai daerah baik kota hingga ke pelosok desa.

Posting Komentar