Anak Ngeyel, Mungkin Bunda Penyebabnya

Tidak terlalu sukar untuk memiliki status sebagai ibu, cukup melahirkan anak, maka kita akan dipanggil ibu.

Tapi berbeda untuk menjadi ibu profesional, itu bukanlah perkara gampang butuh ilmu, perlu kemauan belajar, dan wajib praktek yang garus dilatih terus menerus.

Sungguh tidak mudah, tapi pasti bisa bagi yang bersungguh sungguh.

Jujur bagi saya pribadi masih perlu buaanyak belajar menjadi ibu profesional. Saat ini sangat terasa sekali masih tergopoh gopoh mengurusi dua bocah kesayangan (hi..hi..padahal baru dua). Itu baru urusan kasat mata seperti ngrayu buat makan dan mandi, apalagi bab urusan  mendidik uwooow masih tiarap dah, meskipun keduanya tidak bisa dipisahkan.

Sering merasa bersalah sekaligus iba pada anak pertama Mas Jundi (Faith Ilman al Jundi) yg saat ini berusia 3 tahun 4 bulan. Sejak adiknya lahir, perhatian saya terhadapnya  sangatlah kurang. Bahkan ketika insyaf 😞 saya merasa terlalu banyak menuntut. Meminta ia bersikap dewasa, menuntut mengerti bahwa bundanya sedang sibuk atau lelah. Astaqfirullah padahal ia masih anak anak yang belum bisa memahami betul bagimana kondisi dan perasaan bundanya.
Sungguh bunda mohon  maafkanlah bundamu ini nak...

Disibukkan dengan si kecil Firaz (Firaz Muslim Al Awwab) seringkali bunda menanggapi pertanyaan atau cerita mas Jundi hanya sekadarnya saja.
Bahkan cukup menjawab tanpa memberi solusi atas permintaan atau masalahnya. Astaqfirullah sungguh evaluasi besar buat bunda.

Kembalilah pada bunda nak, bunda akan belajar memuaskan hasrat keingintahuanmu nak.

Teringat kejadian kemaren selasa. Saat jadwal pekanan bunda.  Berhubung baru satu bulan melahirkan, maka beberapa pekan lalu rekan rekan bunda rela meluangkan waku datang kajian ke rumah. Termasuk gari selasa kemarin.

Satu persatu Ibu ibu datang. Saat itu mas Jundi asyik bermain di luar bersama teman temannya. Bunda hanya memantau dari dalam rumah. Tak berapa lama Abi pulang akhirnya mas Jundi pulang dan lanjut asyik bermain bareng Abi.
Sedang bunda sibuk dengan kajian dan dedek Firaz yang minta gendong.

Tak berselang lama, mas Jundi masuk rumah. Nyelonong aja menuju bundanya lewat depan ibu ibu yg sedang duduk melingkar.

"Bunda koreknya mana, mau main manas sama Abi", Mas Jundi menghampiri bunda

"Bunda nggak tahu mas" jawab bunda

Mas Jundi hendak balik lagi, bunda langsung bilang

"Mas kalau lewat didepan orang  bilang permisi"

Seolah tak mendengar perkataan bunda, ia nyelonong lagi aja lewat depan ibu ibu.

Tak berapa lama, mas Jundi balik masuk rumah lagi lewat depan ibu ibu. Kali ini sambil sedikit merengek

"Bunda mana koreknya..."

Bunda yang memang sedang mangku dedek langsung menjawab

"Bunda nggk tahu, coba tanya abi"

Tak lama berjeda, bunda  bilang lagi

"Bilang permisi mas!"

Dan untuk kedua kali mas Jundi tidak merespon kata kata bunda

Astaqfirullah ada yang salah ini, fikir saya. Kemudian teringat materi komunikasi produktif, ada yang salah dengan komunikasi bunda, dengan diri sendiri dan juga dengan anak.

Mas Jundi pergi dengan masalah yg tak selesai. Wajar kata kata bunda tak didengar. Bunda mengucapkan 'tidak tahu' tanpa memberi solusi yang menenangkan. Bahkan langsung menuntut mas Jundi untuk mengucapkan kata 'permisi' ketika lewat didepan orang lain.
Astaqfirullah harus segera diperbaiki.

Terus bunda ingat ingat, kalau nanti mas Jundi balik lagi. Komunikasi bunda harus lebih baik.

Dan benar saja, tak berapa lama mas Jundi balik lagi.

Lewat depan ibu ibu lagi dan pastinya tanpa ada kata permisi.

"Bunda minta kertas..." Mas jundi menghampiri bunda

Bismillah ingat komunikasi produktif, terngiang ngiang terus dalam pikiran bunda

"Kertas buat apa mas?" tanya bunda

"Main manas sama abi" jawabnya

"Oh yuuk kita cari.."

Ternyata di bawah meja tak jauh dari tempat bunda duduk ada lipatan koran

"nah ini mas ada di bawah meja..." saya ambilkan selembar kertas koran.

Sebelum, mas Jundi beranjak pergi, bunda pegang lengan mas Jundi, sambil tersenyum bunda pandangi wajahnya

"Mas, kalau lewat depan orang tolong bilang permisi ya..." pinta bunda

"Iya.."

"Coba nanti bunda pengen lihat ya..."

Kemudian Mas Jundi keluar, lewat depan ibu ibu. Dan kali ini dengan manis mas Jundi bilang 'permisi' beberapa kali.

Plong....

MasyaAllah, ada pelajaran yang bunda ambil. Ternyata ketika kita merasa anak kita ngeyel, nakal, nggk mau dengar apa yg kita katakan. Sebenarnya bukan mereka yg tidak baik. Karena anak kecil fitrahnya sudah baik. Tetapi lebih melihat kepada kita sebagai orang tua. Mungkin salah satunya adalah komunikasi yang kurang benar dengan anak.

Terimakasih sayang, terimakasih guru kecilku.

Robbi habli minasholihin...

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP




Posting Komentar