Bunda Rempong, Bunda Produktif

Ketika si kecil tampak sudah terlelap tidur.

"Mas tolong jaga adek ya, bunda mandi dulu..."

"Iya.." jawab si mas sambil main mobil mobilan disamping adiknya.

Bunda bergegas ambil handuk, sebelum sampai ke kamar mandi, balik lagi ke kamar tidur mengecek bahwa kondisi terkendali๐Ÿ˜„

Tarik nafas panjang

 Huuuft...

Aman. si kecil masih bobok dan masnya pun asyik dengan mainannya

Bunda segera ke kamar mandi tidak lupa doa masuk kamar mandi.  sejak ada si kecil, bunda suka nambahin doa๐Ÿ˜†

"Ya Allah moga dedek jangan bangun dulu, si mas nggak jahilin adeknya, please ya Allah..."

Lanjut hidupin keran air, mandi cepat ala serdadu magang. Tiba waktu sikat gigi air keran dimatikan, sikat gigi dihentikan, kuping pasang lebar lebar, memastikan tidak ada suara tangisan.
Kalau nggak ada tangisan, aman lanjut mandi dengan sedikit santai. Nah giliran denger tangisan, baru gigi sebelah yang digosok bodo amat, langsung ambil  jalur kilat khusus tergopoh gopoh wes nggak karuan.

Ada yang pernah ngalami kejadian kayak saya mak?

Gimana rasanya?

Saya sih, ketawa kalau pas inget, kalau pas inget lho ya.. Tapi kalau pas ngalami ya mungkin kalau di video kayak orang edan ๐Ÿ˜‚

Itu sih baru sedikit dari sekian banyak kerempongan. Tapi itu awal awal dulu, sekarang mah...ya tetep rempong. Tapi yang beda penanganannya. Kali ini lebih beradab ๐Ÿ˜

Awal punya dua balita, saya merasakan cukup rempong, jangan bandingin dengan yang punya lima balita  lho ya, belum maqomnya๐Ÿ˜œ, tapi alhamdulillah sekarang sudah mulai menikmati dan jelas butuh perjuangan dan pikiran waras.

Untuk menaklukkan berbagai macam kerempongan ada beberapa tips yang saya terapkan dan barangkali sudah atau bisa bunda coba juga.

Pertama, Komunikasikan dengan diri sendiri, bahwa saya akan mampu melewati setiap tantangan. Orang lain saja bisa, bahkan kalau dilihat kondisinya lebih payah dari kita. Yakini bahwa selalu ada solusi dan pertolongan Allah selagi kita bersungguh sungguh.
Dan ini benar benar saya rasakan lho mom. Misal pas saya gerah belum mandi kok ya pas anak yang besar sedang anteng mainan dan yang kecil tidur lelap. Jadi saya bisa mandi dengan damai.
Kemudian saat yang besar main keluar dan dipanggil nggak nongol nongol, sedang emaknya khawatir tapi tanggung sedang mengASIhi adeknya. Ee... tiba tiba suami pulang cepet dan kembali bersama anak yang besar.

Semua itu tidak kebetulan, ketika kita percaya dan yakin akan ada pertolongan Allah disetiap tantangan. Maka in syaa allah pertolongan itupun datang.

Tips kedua, Just do it. Nggak usah banyak membayangkan kerempongan yang segunung itu mak. Sudah lakukan saja yang seharusnya dilakukan.

Kalau pesan Ibu saya, "sudah nggak usah ngoyo, kerja sesampainya, pekerjaan juga nggak ngejar ngejar kita".

Intinya kita tetap berusaha menyelesaikan pekerjaan tapi tidak usah tertekan bahwa ini harus selesai itu harus selesai. Hal ini pun sebagai upaya menjaga kewarasan dan kecantikan emak rempong ๐Ÿ˜.

Ketiga, membuat strategi. Jangan dikira hanya intelijen saja yang punya strategi. Kalau emak dah mengeluarkan kemampuan ini, kelar semua.
Intinya kita harus mempunyai skala prioritas, bisa memilah dan memilih mana pekerjaan yang harus didahulukan, yang bisa diselesaikan bersamaan, dan bisa ditunda. Misal kalau saya, sebelum tidur mesin cuci dah diisi air, pakaian yg akan dicuci dah direndem. Sayuran yang mau dimasak pagi sudah disiapkan, jadi ketika pagi nggak harus berdiri depan kulkas trus bengong masak apa ya...

Tapi lansung 'cak cek' cucian tinggal dikasih deterjen, giling, tinggal sholat. Sambil nyuci langsung eksekusi dapur. Lumayan ngirit waktu, tenaga dan pikiran.

Tips keempat, kerjasama dengan suami. Komunikasikan dengan baik kerempongan kita, dan harapan kita pada suami. Sampaikan pada waktu dan suasana yang tepat, agar hasilnyapun mantab. Alhamdulillah suami saya bageur pisan. Pagi sebelum berangkat kerja. Saya fokus keurusan perdapuran. Suami yang pegang urusan anak. Alhamdulillah ini sangat membantu sekali.

Tips kelima, temukan ritmenya. Harmonisasi keseluruhan komponen dalam rumah (beuuuh bahasane...๐Ÿ˜) menentukan kesuksesan Bunda dalam melewati setiap tantangan.
Hafal bagaimana menghadapi kebiasaan kebiasaan anak, hafal waktu waktu padat dan senggang sehingga bisa maksimal menyelesaikan segala urusan.

Dan tips keenam, miliki me time. Me time tak perlu waktu lama. Satu atau dua jam cukup. Bisa pilih malam hari ketika anak anak sudah tidur. Salurkan hobi, misal membaca atau menulis. Hal ini akan menjaga kewarasan bunda setelah seharian berjibaku dengan berbagai tantangan.

Nah itu dia beberapa tips, semoga beberapa bermanfaat buat bunda semua.

Keep seterong dan cuantik ya bund ๐Ÿ˜

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Posting Komentar