Pelukan yang Dirindukan


"Bunda mas Jundi mau main di kak Jani ya..."

Mas Jundi memberi kode   agar bunda membantu membuka gerbang.

Kadang bunda merasa khawatir, ketika mas Jundi bermain dengan kawannya. Ia termasuk yg paling kecil diantara teman sebayanya, kadang jadi 'kalahan'. Yang bunda takutkan efeknya tidak bagus untuk perkembangannya.

Walaupun kebutuhan bersosialisasi dan keterampilan menyelesaikan masalah perlu dilatih. Kadang bunda merasa tapi sekarang diusia yang belum genap 3,5 tahun  belumlah saatnya.

Namun menahan mas Jundi tetap di rumah sudah tidak bisa. Ketika lihat temannya ramai bermain hasrat ingin bermain sangat tinggi.

Tetap memaksa keluar rumah. Meskipun akhirnya bersama sama main, bukan main bersama sama temannya.

Untuk meminimalisir kekhawatiran, antisipasi yg bunda lakukan yaitu, membatasi lokasi bermain mas Jundi hanya di samping rumah. Maksimal depan mushola. Supaya bunda mudah memantau.

Bunda juga selalu berpesan, mas Jundi mesti baik sama temen, tapi kalau ada yang ganggu, lawan...! πŸ˜… Berharap mas Jundi menjadi anak yang baik tapi tetap punya keberanian.

Selanjutnya bunda berpesan, kalau dengar suara azan harus pulang.

Selain itu tak lupa, bunda berdoa agar Allah melindungi dan menjauhkan dari sikap dan  pengaruh buruk setiap kali mas Jundi pergi bermain.

Kadang kala beberapa hal terkait pola pendidikan anak pada kasus kasus tertentu ada yang luput, atau belum tahu penanganannya harus seperti apa.

 Untuk itu, bunda selalu  berharap dan berdoa semoga Allah menjaga dan menuntun setiap apa yg bunda ijtihadkan. Dan pastinya dengan tetap terus belajar.

Ketika mas Jundi pergi bermain. Meskipun bermain baru sebentar, kalau terdengar suara azan, bunda buru buru menjemput mas Jundi. Agar ketika bunda ajak pulang mas Jundi pun 'ngeh' klu azan sudah berkumandang dan ingat akan pesan bunda. Dan secara sadar atau tidak akan menjadi habit.

Tapi kali ini ketika bunda ajak pulang, mas Jundi sedikit menolak karena sedang asik bermain Lego bersama tiga kawan kecilnya.

"Nanti pulangnya..."tolak mas Jundi sambil menggenggam Lego

Tiba tiba satu temennya mendatangi, merebut Lego yg digenggam Jundi sambil berkata

"Pulang...!!"

Jundi tidak terima, dengan wajah menahan ingin menangis dia memukul temannya.

"Sudah, sudah, aa' nggak boleh main rebut rebut, mas Jundi juga nggak boleh langsung pukul, ayo maaf maafan" bunda melerai.

Setelah itu, bunda ajak mas Jundi pulang. Dengan berat hati dia melepas sisa Lego yang digenggamnya.

Sampai rumah, mas Jundi menangis. Antara sebal dengan temannya dan juga diminta pulang oleh bunda.

Ah kasihan bunda melihatnya, jadi merasa sudah lama bunda tak memeluk mas Jundi.

Bunda peluk tubuh kecilnya,
Maafkan bunda nak, betapa bunda kadang lupa kau butuh pelukan hangat dari bundamu 😒😒😒

Tak butuh waktu lama tangis mas Jundi reda, tanpa bunda harus banyak berkata kata.

Tak ingin rasanya segera melepaskan pelukan.

Kemudian bunda merapatkan kepala, membisikkan ketelinga mas Jundi,
"Bunda sayang mas Jundi, mas Jundi sayang bunda kan?"

Jundi tampak mengangguk.

Kemudian kami melepaskan pelukan.

Dan mas Jundi ceria kembali.

Alhamdulillah

I love you my son😘😘😘

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Posting Komentar