Pandemi covid-19 tidak menyurutkan semangat para peserta kuliah bunda cekatan untuk senantiasa terus belajar.
Terbukti banyak mahasiswa yang konsisten untuk tetap mengerjakan jurnal 30 hari dan jurnal puasa ditengah hiruk-pikuk perubahan kondisi akibat pandemi. Barakallah bagi peserta yang berhasil konsisten melaksanakan jurnal 30 hari mendapatkan hadiah yaitu berkesempatan melakukan sharing dan diskusi dengan ibu Septi dan pak Dodik selaku founder Institut Ibu Profesional. Masya Allah senang sekali. Selamat bagi bunda-bunda yang mendapatkan hadiah spesial. You are great!
Saya sendiri terpaksa harus berpuas diri dengan mengerjakan 3 jurnal puasa saja. Merasa tidak maksimal itu pasti. Namun saya tetap harus mengapresiasi diri karena saya melakukan hal lain yang membuat saya merasa berarti, yaitu menghabiskan waktu untuk menjahit masker bagi anak-anak yang terdampak pendemi.
Alhamdulillah wa syukurillah saya masih bisa melanjutkan ke kelas kupu-kupu. Sehingga masih ada kesempatan untuk belajar, meniti cahaya lebih terang dan memaksimalkan potensi melalui sistem pembelajaran yang luar biasa sudah disiapkan oleh tim Ibu Profesional.
Kelas kupu-kupu yang akan dilaksanakan selama 8 pekan menggunakan sistem pembelajaran mentorship. Artinya peserta bunda cekatan akan memantaskan diri untuk menjadi mentor sekaligus menjadi mente.
Menjadi mentor untuk hal-hal yang dikuasai dan menjadi mente untuk bidang yang sesuai dengan mindmap yang telah ditentukan oleh masing-masing peserta.
Melalui sistem mentorship kita akan belajar untuk mengaplikasikan ilmu dan mendapatkan pengalaman terkait adab belajar. Bagaimana kita memposisikan diri sebagai mentor dan juga memposisikan diri sebagai mente.
Saya memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai mentor dalam hal berkebun. Saya mengambil tema Bahagia Berkebun. Saya memilih bidang itu karena sudah mempraktekkannya sejak tahun 2014 dan terus belajar hingga saat ini. Saya memiliki pengalaman untuk memanfaatkan lahan sempit tepatnya halaman rumah yang luasnya sekitar 3x 6 meter saja dengan bertanam tanaman pangan dan kebutuhan yang biasa digunakan oleh keluarga. Saya menanam beberapa tanaman buah seperti belimbing, pepaya, jambu air. Tanaman sayur seperti singkong Belanda, kangkung, katuk, dan kenikir. Ada juga cabe dan jenis-jenis rimpang seperti kunyit, kencur, jahe merah, dan jahe gajah. Ada juga lidah buaya dan beberapa jenis tanaman hias lainnya.
![]() |
jahe merah |
![]() |
kencur & lidah buaya |
![]() |
cabai rawit |
Alhamdulillah tetangga dan sebagian teman-teman juga sudah mencicipi hasil panen. Walaupun tidak banyak, saya rasa cukup untuk mengurangi budget uang belanja.
Alhamdulillah dari tema yang saya ajukan, ada empat Bunda yang mendaftar untuk menjadi mente. Saya ucapkan terima kasih sekali karena memberikan kesempatan saya untuk belajar menjadi mentor.
Ada Mbak Oky Maharani Pamungkas dari Jogja, Mbak Rina Suhartini yang tinggal di Purwokerto, Mbak Herawati Harahap dari Padang Sidempuan kota Medan, dan juga Mbak puji Astuti dari Semarang.
Alhamdulillah kami sudah saling perkenalan dan menceritakan pengalaman pengalaman berkebun. Masya Allah sekali ada yang memiliki kebun yang sangat luas. Nmun ada juga yang sama sekali tidak ada lahan tanah di halaman rumahnya. Semoga ini akan menjadi ruang belajar yang menyenangkan bagi kami. Aamiin.
Sebagai mente saya kembali fokus kepada mindmap yaitu ingin memperdalam bidang kepenulisan.
Alhamdulillah saya di pertemukan dengan mbak Marita Ningtyas seorang writerpreneur dan juga blogger.
Benar-benar sebuah rezeki bagi saya bertemu beliau sebagai mentor. Dari awal perkenalan saja sudah mendapatkan ilmu banyak terkait 7 langkah awal memulai bloging termasuk didalamnya menentukan niche, karena konten saya gado gado maka atas ilmu yang saya dapat dari mbak Marita saya merubah nama blog dengan nama sendiri. Mbk Marita juga men-share 7 cara untuk meningkatkan kesuksesan sebagai blogger. Terimakasih Mbak
Posting Komentar