Saya dan LN teman SMA. Tapi tidak sekelas. Posturnya lumayan tinggi dan berisi. Cantik dengan kulit putihnya. Dia seorang yang periang. Setelah SMA, kami tidak bertemu lagi. Dia masih di Jambi. Saya di Jakarta. Sepuluh tahun sejak perpisahan SMA, kami bertemu lagi di Jakarta.
Sayangnya bukan pertemuan bahagia seperti reuni atau pertemuan kebetulan lainnya. Tapi kami ketemu karena dalam rangka menjenguknya. Ya, dia akan menjalani operasi di Jakarta.
Dia bersama ibunya. Sudah beberapa pekan di Jakarta. Bekalnya dari Jambi semakin menipis. Katanya sudah sudah beberapa kali berobat di Jambi. Namun belum sembuh juga. Sudah pernah operasi, tapi tidak sampai tuntas. Makanya dia ke Jakarta. Agar mendapatkan yang lebih canggih. Dia berharap, kali ini operasi sampai tuntas, sehingga sembuh. Dia sudah bosan dengan penyakitnya.
Katanya dia kena kanker payudara. Saya lupa stadium berapanya. Tapi yang jelas katanya sudah sangat parah. Karena sudah lama juga dideritanya.
Yang mengejutkan sebetulnya dia sudah merasakan ada yang tidak beres pada payudaranya sejak SMA. Saat itu dia menyembunyikan dari keluarganya. Setelah agak parah baru keluarganya diberitahu.
Namun tidak langsung diberikan tindakan. Sudah diperiksa tapi tidak langsung menjalani operasi. Demi menjaga perasaannya saya tidak bertanya kenapa tidak operasi sejak dulu.
Saya menahan diri dari bertanya hal-hal yang bisa membuatnya semakin sedih. Saya sering memberikan semangat kepadanya. Justru memberikan keyakinan padanya bahwa dia pasti akan sembuh.
Saya sampaikan juga teman-teman mendoakan dia dan memberikan beberapa donasi untuk bantu meringankan biaya berobatnya.
Banyak alumni yang respek padanya. Banyak yang mengadakan penggalangan donasi untuknya. Setelah cukup lama dari sana saya pamit.
Saya beberapa kali ke sana. Mewakili teman-teman SMA yang tak bisa menjenguk karena faktor jarak yang jauh. Tapi menjaga privasinya saya tak bisa sebutkan nama asli dan foto-fotonya.
Berapa bulan setelah operasi, dia mengatakan bahwa proses operasi berjalan lancar. Kanker berhasil diangkat. Dia sudah pulang ke Jambi. Hanya beberapa kali saja berobat jalan. Saat ini dia sudah sehat. Badannya pun terlihat bugar.
Kami pun senang karena teman kami telah sembuh dari kanker. Dulu sempat cemas kalau kankernya tidak bisa diangkat. Bahkan sempat terlintas kemungkinan terburuk dia meninggal.
Pengalaman dari sana membuat waspada. Di luar takdir bahwa itu merupakan nasib dan ujian dari Tuhan yang harus tanggung ada beberapa hal sebagai pengingat diri saya.
Pertama, bahwa memperhatikan kesehatan itu sangat penting. Penyakit itu bisa menyerang siapa saja. Maka tulisan mungkin kita harus menjaga kesehatan diri kita. Apa yang harus dijaga? Terutama makanan dan gaya hidup.
Kedua, mencegah lebih baik daripada mengobati. Kalau sudah ada tanda-tanda penyakit, sebaiknya segera periksa dan obati. Sebelum penyakit menjadi lebih parah.
Sudah parah, kita akan banyak berkorban atau melakukan pengorbanan. Kita akan lebih banyak mengeluarkan uang, tenaga dan waktu. Biayanya mungkin bisa 10 kali lipat dari biaya ya jika penyakit itu lebih cepat diobati sejak dini.
Memang sih penyakitnya akan sembuh tapi keluar banyak biaya. So, jangan malas untuk periksa ya.
Ingat pepatah, sedia payung sebelum hujan. Kita harus bisa menjaga diri dari kemungkinan terburuk atas diri kita.
Ketiga, kita harus menunjukkan kepedulian dengan teman kita yang sakit. Misalnya dengan menggalang donasi dan memberikan bantuan sebisa kita berikan. Coba bayangkan kalau kita dan posisi dia. Kita tentu akan bahagia kalau ada orang yang peduli dan membantu. Kepedulian kita bisa membuatnya semakin termotivasi untuk sembuh lho.
Peduli sama juga dengan mendukung kesembuhan dan kesehatan. So, kalau ada teman dan saudara yang sakit jangan lupa untuk peduli dan berdonasi.
Waspada Kanker Payudara
Kanker payudara adalah penyakit dimana sel-sel ganas (kanker) yang terdeteksi dalam jaringan payudara. Sel-sel ini biasanya timbul dari duktus atau lobulus di payudara. Sel kanker ini kemudian bisa menyebar ke dalam jaringan atau organ dan ke bagian tubuh lainnya.
Kanker payudara ini wajib kita waspadai. Kenapa demikian? Faktanya kanker yayudara menjadi sebab utama kematian kedua pada wanita saat ini. Lantas, apa cara sederhana agar kanker ini bisa segera terdeteksi? Bagaimana tindakan preventif kita?
Nah, ternyata, sering memeriksa keadaan payudara menjadi langkah paling sederhana. Tentu kita harus peduli dong dengan kondisi dan kesehatan kita. Yang harus diwaspadai adalah adanya benjolan. Namanya benjolan itu pasti tidak normal. Jadi, kalau ketemu benjolan, kita layak waspada. Tapi, jangan langsung panik, ya. Karena tidak semua benjolan itu merupakan kanker ganas. Tidak.
Karena benjolan juga banyak dipengaruhi faktor, lho.
Benjolan di payudara bisa terjadi pada pria dan wanita. Benjolan bisa dipengaruhi perubahan hormon juga. Kemudian, dalam beberapa kasus, benjolan itu bisa hilang sendiri. Nah, kita harus bisa membedakan beberapa benjolan yang berbeda penyebabnya pula.
Berikut beberapa kemungkinan faktor penyebab benjolan di payudara:
Kista payudara yang lunak dan berisi cairan
Kista susu yang terkait dengan kantung susu yang ada pada masa menyusui
Payudara fibrokistik, yakni kondisi jaringan payudara yang teksturnya terasa kental dan kadang terasa sakit
Fibroadenoma, yakni benjolan non-kanker yang mudah bergerak di dalam jaringan kanker dan bisa menjadi kanker
Hamartoma atau pertumbuhan tumor jinak pada payudara
Papilloma intraductal, yakni tumor kecil non-kanker yang tumbuh di saluran susu
Lipoma, yakni kondisi munculnya benjolan lemak yang tumbuh dengan lambat dan tidak bersifat kanker
Mastitis atau infeksi payudara
Cedera atau trauma pada payudara
Kanker payudara
Kanker Payudara di Indonesia
Kasus kanker payudara di Indonesia cukup tinggi. Dari laman kemkes.go.id melaporkan bahwa angka kejadian kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Angka ini menjadi angka tertinggi dibanding kanker lainnya.
Sementara, dalam hal penyakit kanker, Indonesia berada pada urutan 8 di Asia Tenggara dan urutan 23 di Asia.
Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, yang merupakan tempat pelayanan kanker terpadu dan terintegrasi di bawah naungan RS Adi Husada Undaan Wetan menjelaskan beberapa jenis kanker payudara yang harus diketahui.
1. Karsinoma Duktai In Situ
Kanker payudara dini, di mana sel kanker ditemukan dalam saluran tabung kecil yang membawa susu ke puting. Sel kanker ini menyebar melalui saluran ke jaringan payudara terdekat. Termasuk yang bisa disembuhkan.
2. Karsinoma Lobular In Situ
Kondisi non kanker di mana masalah timbul di kelenjar yang menghasilkan susu, tetapi tidak tumbuh melalui dinding kelenjar. Jika tidak mendapatkan perawatan akan berujung kanker.
3. Karsinoma Duktai Invasif
Kanker payudara yang paling umum. Dimulai di saluran susu payudara dan tumbuh melalui dinding saluran ke jaringan payudara terdekat. Berpotensi menyebar ke organ tubuh lainnya.
4. Karsinoma Lobular Invasif
Kanker payudara yang dimulai dari kelenjar susu. Kanker jenis ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Yang manapun jenis kanker Anda, khususnya kanker payudara. Diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat Bisa membantu kondisi cepat pulih.
Waspadai Penyebab Kanker Payudara
Pada umumnya pemicu kanker ini sulit dideteksi. Namun, biasanya dikaitkan dengan faktor genetis atau riwayat keluarga. Seorang ibu yang terkena kanker payudara, kemungkinan besar anaknya juga akan kena kanker payudara.
Jadi tidak ada satupun hal khusus yang menjadi penyebab kanker payudara, tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan kanker payudara.
Dari laman www.kemkes.go.id, ada beberapa makanan yang bisa memicu kanker payudara. Di antaranya sebagai berikut.
Hindari Makanan Pemicu Kanker Payudara
1. Daging Merah yang Dibakar
Misalnya steak atau sate. Dua makanan ini memang lezat. Namun, sebaiknya batasi pengonsumsiannya hingga tak lebih dari 500 gram dalam seminggu. Cara memasak dengan dibakar bisa karena membentuk heterocyclic amines (HCAs). Nah, HCAs dimungkinkan berpotensi menyebabkan kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kolon, dan kanker prostat.
2. Alkohol
Sebaiknya hindari minuman beralkohol karena risiko terkena kanker payudara naik 11% dari setiap gelas alkohol.
3. Gula
Gula dalam kadar berlebih juga berbahaya. Mengonsumsi terlalu banyak gula akan melonjakkan level insulin. Berdasarkan riset, insulin adalah promotor utama pertumbuhan tumor. Ketika insulin ada dalam jumlah tinggi dalam darah, ia juga meningkatkan kadar sirkulasi estrogen bebas.
4. Susu Tinggi Lemak dan Produk Olahannya
Beberapa penelitian mengatakan orang yang mengonsumsi susu dan keju tinggi lemak memiliki risiko terkena kanker lebih tinggi. Para peneliti memperkirakan, hal tersebut berkaitan dengan estrogen. Hormon ini larut dalam lemak, sehingga ditemukan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dalam susu tinggi lemak, dibanding susu rendah lemak. Beberapa jenis kanker payudara memiliki reseptor estrogen dan diberi makan oleh estrogen.
5. Daging yang Sudah Diproses
Para peneliti menemukan bahwa bahan yang digunakan sebagai pengawet yang ada pada daging yang sudah diproses seperti sosis, ham, dan bacon bermetamorfosis mejadi bahan penyebab kanker ketika berada dalam tubuh. Ada baiknya kita hindari makanan cepat saji atau junk food yang berpotensi menyebabkan kanker payudara ini.
Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Kalau ditemukan benjolan di payudara, kita wajib waspada. Namun, jangan panik ya. Sebab tidak semua benjolan merupakan kanker yang berbahaya. Lantas, seperti apa tanda dan gejala kanker payudara?
Tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut.
- Benjolan tanpa rasa sakit di payudara
- Gatal-gatal terus menerus di sekitar puting
- Pendarahan atau lendir yang tidak biasa dari puting
- Kulit di atas payudara membengkak dan menebal
- Puting masuk atau tertarik kembali.
Namun, cara paling aman dan meyakinkan adalah dengan menghubungi dokter lebih lanjut. Jangan malu, ragu, atau menunda-nunda. Daripada menyesal belakangnya. Ya kan?
Sementara itu, untuk diagnosanya kita bisa menggunakan beberapa langkah berikut ini.
Pemeriksaan Klinis
Terutama jika benjolan, puting susu atau perubahan payudara yang tidak biasa terdeteksi.
Mammogram
Ini dapat mendeteksi perubahan seperti kepadatan abnormal atau deposit kalsium.
Pemindaian Ultrasound
Ini digunakan untuk menargetkan area perhatian khusus yang ditemukan pada mammogram atau dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan yang tidak terlihat pada mammogram. Pemindaian ultrasound dapat membedakan antara massa padat, yang mungkin merupakan kanker, dan kista berisi cairan, yang biasanya bukan kanker.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dalam beberapa kasus, pasien mencari pemindaian MRI untuk lebih baik atau memeriksa area yang mencurigakan. Ini sangat berguna bagi wanita muda karena wanita muda memiliki kepadatan jaringan payudara dan tes konvensional seperti mammogram atau ultrasound kurang sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker payudara.
Melakukan Biopsi
Untuk memastikan kanker payudara, biopsi harus dilakukan di mana sel atau
selembar jaringan dikeluarkan untuk pemeriksaan di bawah mikroskop.
Teknik biopsi umum:
- Aspirasi jarum halus
- Core Needle atau Tru-cut Biopsy
- Eksisi Biopsi
Risiko
kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kabar baiknya
adalah bahwa banyak wanita yang berhasil mengatasi penyakit ini sebagai
hasil dari deteksi dini dan peningkatan dalam pengobatan. Berikut ini pedoman cek payudara berdasarkan usia.
Pedoman Skrining Payudara
- 39 Tahun ke bawah :
Pemeriksaan payudara secara bulanan - 40 sampai 49 tahun :
Pemeriksaan payudara secara bulanan
Skrining tahunan mamografi 1 kali dalam 1-2 tahun - 50 tahun keatas :
Pemeriksaan payudara secara bulanan
Satu kali mamografi skrining per tahun.
Dengan SADARI, Deteksi Kanker Payudara Lebih Dini
Cara sederhana dalam pencegahan kanker payudara adalah dengan metoda SADARI. Merupakan singkatan dari periksa payudara sendiri.
Berikut langkah-langkah dari Yayasan Kanker Indonesia yang bisa Anda ikuti saat melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi:
1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
SADARI bisa juga dilakukan saat mandi. Dengan menggunakan sabun, SADARI lebih mudah dilakukan kaena permukaan payudara menjadi licin. Sehingga, kita akan lebih mudah mengetahui adanya benjolan atau tidak.
Bagaimana Kanker Payudara Dinilai?
- TAHAP 0 – Luas Penyebaran Kanker Tidak Invasif – Tingkat Kelangsungan Hidup 5 Tahun Rata-rata (%) : 99%
- TAHAP 1 – Luas Penyebaran Kanker Invasif Kecil (kurang dari 2cm tanpa menyebar ke kelenjar getah bening aksila) – Tingkat Kelangsungan Hidup 5 Tahun Rata-rata (%) : 90%
- TAHAP 2 – Luas Penyebaran Kanker Kanker Invasif (antara 2-5cm atau / dengan invasi kelenjar getah bening) – Tingkat Kelangsungan Hidup 5 Tahun Rata-rata (%) : 70%
- TAHAP 3 – Luas Penyebaran Kanker Invasif Besar (lebih dari 5cm dengan invasi kulit atau menyebar ke beberapa kelenjar getah bening) – Tingkat Kelangsungan Hidup 5 Tahun Rata-rata (%) : 40%
- TAHAP 4 – Luas Penyebaran Kanker Metastatik Atau Menyebar – Tingkat Kelangsungan Hidup 5 Tahun Rata-rata (%) : 20%
Penanganan kanker payudara bisa dengan beberapa hal berikut.
1. Operasi
Tujuan operasi adalah untuk mengangkat jaringan kanker. Apabila kanker sudah menyebar dan merusak jaringan payudara di sekitarnya, maka jaringan payudara tersebut juga akan ikut diangkat.
2. Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi bisa dilakukan sebagai terapi tunggal atau bersamaan dengan terapi lain, seperti operasi. Tindakan inimenggunakan sinar- X untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa di payudara, otot-otot dada, dan ketiak.
3. Terapi hormon
Jika kanker payudara pada pria disebabkan oleh tingginya kadar hormon estrogen, maka dokter akan merekomendasikan terapi hormon untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
4. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan antikanker, baik dalam bentuk tablet maupun suntikan. Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker payudara.
Waspada! Kanker Payudara Terjadi Juga Pada Pria
Jangan salah. Kanker payudara bisa juga lho terjadi pada pria. Meskipun kasusnya kecil, kita harus waspada juga. Kanker ini bisa mengenai pria pada umur berapapun. Namun, biasanya lebih sering dialami oleh pria berusia 60-70 tahun. Bahkan kemunculannya sering tidak disadari. Sehingga, seorang pria pun harus teliti dengan dirinya. Lakukan pengecekan sendiri lebih efektif dalam mencegah.
Agak berbeda dengan wanita, beberapa gejala payudara para pria ditandai dengan ciri-ciri berikut.
- Munculnya benjolan di payudara, bisa di bawah puting atau di aerola. Benjolan yang muncul terasa kenyal, tidak bergerak, dan terkadang tidak menimbulkan rasa sakit.
- Puting payudara tertarik ke dalam.
- Keluarnya cairan dari puting.
- Mengeras dan membengkaknya puting atau area sekitar puting, bisa juga disertai perubahan warna puting menjadi lebih merah.
- Munculnya ruam atau luka di sekitar puting yang tidak kunjung sembuh.
Gejala kanker payudara pada laki-laki lebih sulit terdeteksi. Karena itu, pria harus rutin memerikanya ke ahlinya. Jika terasa sesuatu yang kurang beres sebaiknya segera periksa ke dokter atau yang ahli dalam hal ini.
Kita bisa juga lakukan pencegahan sekunder yaotu dengan melakukan skrining kanker payudara.Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan.
Sekali lagi, kanker tidak dapat diprediksi dan dicegah secara total. Maka, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resiko-resiko yang memungkinkan terjadinya kanker.
Merapkan gaya hidup sehat diyakini dapat memperkecil risiko kanker payudara. Karena itu, konsumsilah makanan 4 sehat 5 sempurna. Selain itu, tidur berkualitas dan istirahat yang cukup. Pikiran juga harus dijaga selalu berpikir positif.
Olahraga juga punya banyak manfaat termasuk menjaga diri dari kanker. Jelas saja olahraga meningkatkan sirkulasi oksigen, metabolisme darah, dan membantu melepaskan hormo endorphin dalam tubuh.
Ilustrasi olahraga (sumber: aset Canva)
Dan tidak kalah pentingnya adalah pemeriksaan penunjang regular seperti USG dan Mamografi. Disarankan wanita yang telah mencapai 40 tahun memeriksa secara rutin dan berkala. Pemeriksaan ini tergolong sederhana. Tidak memerlukan puasa dan dapat dilakukan 7-10 hari setelah hari pertama haid.
Seperti ungkapan ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’ alangkah baiknya jika kita waspada dengan kemungkinan kanker payudara yang bisa saja mengenai kita. Tapi mudah-mudahan tidak kena kita ya. Segalanya akan lebih mudah dan murah jika pencegahan itu dilakukan. Kalau sudah terlambat, bukan saja kita harus keluar biaya yang lebih besar tetapi juga waktu dan tenaga kita akan banyak terkuras untuk pengobatan. Nah, tentu kita tidak mau bukan? Kalau begitu, upaya pencegahan harus dilakukan dengan serius.
AAHC Sebagai Pusat Layanan Kanker Terpadu
Salah satu rumah yang menjadi pilihan dalam layanan kanker adalah Rumah Sakit Adi Husada. Rumah sakit yang telah berdiri sejak 90 tahun lalu telah mengembangkan Pusat Layanan Kanker Terparu yang dinamai Adi Husada Cancer Center (AHCC).
Sesuai visinya untuk menjadi yang
terdepan dalam perawatan kanker yang terintegrasi dan menjadi penyedia
layanan yang dapat dipercaya secara regional dan nasional.
AAHC memiliki alat canggih radioterapi yang dikenal dengan Linac atau mesin akselerator linier. Alat ini bisa digunakan untuk mengarahkan sinar berenergi tinggi dari luar tubuh ke tumor yang berkembang di dalam tubuh. Dengan alat ini, terapi radiasi bisa diarahkan lebih fokus sehingga tak merusak jaringan yang masih normal.
Linac, alat radioterapi dengan teknologi cangih yang dimiliki AHCC. (Foto: dok. Pribadi AHCC)
Menurut Manajer Pelayanan Adi Husada Cancer Center (AHCC) Dr Lidy Hartono, dengan bantuan Linac, dosis radiasi bisa diberikan lebih tinggi sehingga makin efektif. Akibatnya bisa mematikan tumor dalam tubuh dengan lebih tepat sasaran.
Linac, alat radioterapi yang miliki AHCC. (Foto: dok. Pribadi AHCC)
Mudah-mudahan keberadaan Linac milik AHCC ini bisa menjadi solusi kesembuhan bagi kanker yang sering menjadi momok menakutkan bagi masyarakat baik itu perempuan maupun laki-laki. Mudah-mudahan AHCC menjadi titik terang harapan masyarakat Indonesia. Aamiin. (*)
Sumber Referensi
http://p2p.kemkes.go.id/penyakit-kanker-di-indonesia-berada-pada-urutan-8-di-asia-tenggara-dan-urutan-23-di-asia/
https://ahcc.co.id/cancer/kanker-payudara
https://www.alodokter.com/kenali-gejala-dini-kanker-payudara-pada-pria-dan-penanganannya
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/penyakit/benjolan-di-payudara/
https://www.ngopibareng.id/read/4-jenis-kanker-payudara-yang-harus-diketahui-1499196
https://www.ngopibareng.id/read/rs-adi-husada-kembangkan-pusat-layanan-kanker-terpadu-0
https://www.ngopibareng.id/read/linac-alat-canggih-terapi-radiasi-adi-husada-cancer-center-503510
https://www.yayasankankerpayudaraindonesia.org/content/3767/SADARI-Cara-Mudah-Deteksi-Dini-Kanker-Payudara/
Posting Komentar