JALAN MENEMUKAN PERAN PERADABAN


 


Usia 34 menjadi penanda bagi Bunda. Allhamdulillah momen menemukan peran setelah sekian lama mencari. Mungkin terlalu tua bagi sebagian orang. Tapi Bunda meyakini tidak ada yang terlambat. Allah tak pernah salah menentukan waktu.

Bulan Februari 2023 Bunda sempat terlibat obrolan khusus dengan Abi. Sebenernya lebih ke curhat sih. Bunda merasa bahwa Bunda belum menemukan ‘sesuatu’ yang Bunda banget. Sedangkan kalau lihat Abi, beliau sudah sangat bahagia dengan kegiatan dan hobi menulisnya. Setiap kejadian yang dilihat bisa aja jadi tulisan. Bahkan hampir setiap hari pasti ada waktu pegang laptop untuk mengetik sesuatu. Tidak pernah terlihat bosan bahkan kerap kali mengetik hingga larut malam. Dan memang dari hobinya itu secara nominal terlihat hasilnya. Setidaknya sudah  ada 5 laptop dan berpuluh-puluh hadiah buku yang sudah dihasilkan dari menulis. Ntahlah apakah ada uang lantas jadi hobi atau memang hobi hingga menghasilkan uang wkwkw.

Dan dari hobinya itu akhirnya bisa berbagi manfaat pada orang  lain dengan mengisi materi kepenulisan diberbagai acara baik online ataupun offline. Bahkan beliau juga mengajak anak muridnya untuk aktif menulis dan mengikuti berbagai lomba. Saat muridnya bisa menang kelihatan bahagia dan membahagiakan banget…

Nah itu tu yang sebenarnya bikin iri tanpa dengki wkwkwk. Sedang Bunda ni masih random banget. Kayaknya hampir menyukai semua hal dan semua coba dilakuin. Bisa ketebak hasilnya, ya setengah-setengah. Bunda Meminta masukan Abi. Sebenernya selama jadi istrinya kelebihan apa yang beliau lihat dari Bunda. yang jelas selain kelebihan berat badan tentunya wkwk. Siapa tahu kan dari situ  bisa memfokuskan diri ke bidang tertentu, gitu maksudnya. Tapi apa jawabannya pemirsa?

“Bunda tu kayaknya punya kelebihan ngatur rumah, masak, desain, jahit, dagang, zero waste, berkebun….”

Rada oleng sih dengernya, "Itu sih memang pekerjaan yang selama ini bunda kerjakan, bukan itu maksudnya". 

Tidak menjawab pertanyaan sih. Tapi okelah, barangkali jawaban dari pertanyaan Bunda ada disalah satu list berderet panjang yang Abi sebutkan.

Bunda coba rasakan dan telaah satu persatu, mana aktivitas yang bener-bener disukai, bisa, dan terbukti berdaya. Ya hampir semuanya sih, walau hasilnya ya serba setengah-setengah.

 

 


Namun pilihan bunda jatuh pada aktivitas ‘Desain dan ilustrator’ yang akan semakin diperdalam. Alasan pertama, kegiatan mendesain adalah kegiatan yang menyenangkan. Tidak terasa meskipun menghabiskan waktu berjam-jam. Imajinasi Bunda bisa juga bisa dituangkan disana. Alasan kedua, Bunda dipercaya untuk mendesain semua publikasi di sebuah lembaga organisasi sejak tahun 2021. Terkait ilustrator, Bunda merasa ada bakat menggambar dan punya cita-cita juga suatu saat nanti bisa mengeluarkan karya spesial untuk anak-anak dengan hasil ilustrasi sendiri.  Ngerasa yakin banget kalau dilatih dan diperdalam  pasti bisa. Nah sejak saat itu memutuskan akan mengikuti kelas intensif desain atau ilustrator. Abipun mendukung, beliau bahkan merekomendasikan grup yang berisi para pakar desainer grafis profesional.

Namun seiring berjalannya waktu rencana itu belum terealisasi hingga saatnya mudik ke Jambi di bulan April. Seperti biasa, kalau mudik ya tujuan kami melepas rindu dengan orang tua. Jarang ketika mudik kami pergi karena punya acara sendiri. Seandainyapun pergi, seringnya bersama orangtua. Kami memang sengaja memilih  lebih sering menghabiskan banyak waktu untuk bercengkrama dengan orang tua. Wong pulang juga paling cuma setahun sekali. Semua area di rumah adalah tempat mengobrol. Di ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, teras, kadang sapi, halaman rumah, kebun, semua jadi tempat ngobrol. Dan pulang kali itu, obrolan Bunda dengan Eyang Kakung khususnya sangat intens dengan pembahasan yang selalu sama dan diulang-ulang yaitu  tentang pengasuhan dan pendidikan anak.

Eyang Kakung dengan latar belakang guru SD yang sudah mengajar lebih dari 35 tahun sangat merasakan sekali bagaimana degradasi akhlak anak zaman sekarang. Konsentrasi rendah, kesopanan memprihatinkan, bahasa tak karuan. Beliau merasa resah, ada sesuatu yang salah dan harus segera berbenah. Mungkin ketika sebagian orang yang tinggal di kota menganggap hal itu sudah jadi keresahan umum bahkan saking banyaknya berita yang tidak mengenakkan lama-lama hati jadi tumpul, dan kemudian berpikir ya sudahlah zaman memang sudah berubah. Tapi bagi eyang yang tinggal di kampung dengan keterbatasan kemampuan untuk mengakses informasi, dan melihat langsung fenomena penurunan kualitas mental anak didiknya dari tahun ke tahun, membuat ubun-ubun beliau memanas.

Eyang banyak menggali cerita dari Bunda terkait bagaimana tratment Bunda dalam pendidikan dan pengasuhan anak-anak. Bagaimana pula dengan konsep yang diterapkan Ilalang School, komunitas dimana anak-anak bermain bersama teman-temannya. Dari sana perbincangan kita menjadi lebih panjang dan mengerucut. Hingga kami memutuskan akan bergerak dibidang pendidikan dengan grand desain pendidikan berbasis fitrah dan Pendidikan Aqil Baligh. Belum tahu seperti apa bentuk dan kurikulumnya, apakah akan seperti sekolah, komunitas, atau yang lainnya. Bermodal pengetahuan pas-pasan namun tekat yang kuat,  kami memohon bimbingan Allah agar ditunjukkan bagaimana caranya. Saat itu kami mulai bergerak mewacanakan kepada orang-orang terdekat.  Mulai dari Eyang putri, Abi, Kakak, rekan-rekan Eyang yang dirasa bisa nyambung ngobrolin konsep ini, karyawan yang kerja dikebun  yang sudah kami anggap keluarga sendiri beserta keluarganya.

Waktu terasa cepat berlalu, moment liburan akan segera berakhir. Banyak hal yang sebenarnya masih ingin dibahas dengan eyang namun mau bagaimana lagi, ada kewajiban yang harus kami lanjutkan. Akhirnya kami saling menyepakati dan berjanji akan meneruskan cita-cita ini. Meski sementara Bunda , Abi di Banten dan eyang di Jambi, kami akan terus bersinergi hingga suatu saat Allah tunjukkan jalan yang lebih baik.

Setelah sampai kembali ke Banten, semua obrolan di bulan Februari dengan Abi tentang kegalauan hati seakan sudah lupa. Tentang Desain dan Ilustrasi menguap entah kemana. Yang dilakukan adalah kembali mengumpulkan buku-buku koleksi pendidikan parenting dari perpustakaan menara cahaya. Yang dulu penuh semangat dikumpulkan namun akhirnya lebih sering dilihat sambil lalu. Kini buku buku parenting ala Rosulullah, FBE, Aqil Baliq, sirah, tafsir, menjadi barang paling berharga.

Segala seminar dan pelatiahan yang dulu tampak menarik kini tidak lagi. Sekarang fokus pada mengasah hati dan akal lewat pelatihan, workshop, kajian, dan komunitas terkait Aqil Baligh, FBE, Tadabbur Quran, tallent Maping.  Fokus menghayati peran sebagai istri, ibu, dan orangtua.  Fokus membersamai dan menyelami jiwa anak-anak lebih dalam. Fokus berkoordinasi dengan tim Eyang di jambi. Alhamdulillah suami ridho dan full dukungan. Bukan hanya dukungan motivasi tapi juga waktu dan finansial, yang ternyata tidak murah.

Alhamdulillah Allah lancarkan jalannya, semoga ini tanda keridhoan Allah. Maha baik Allah barangkali ini jawaban dari kebingungan Bunda selama ini. Sungguh kita hanya butuh petunjuk Allah, bukan yang lainnya. Dan Allah akan berikan petunjukNYA, bimbingaNYA, bahkan mencukupi segala yang kita butuhkan. Bunda pikir setelah Bunda fokus pada satu hal, akan meniadakan hal-hal yang lain. Masyaallah tabarakallah ternyata hal hal yg dulu dijadikan pilihan yang seolah kalau tidak terpilih akan ditinggalkan, malah semuanya kini terintegrasi. Sungguh tiada yang lebih menakjubkan daripada rencana Allah.

Mungkin kita  perlu melewati jalan yang berliku dahulu untuk sampai pada tujuan.  Agar Allah menilai sejauh mana keseriusan kita. Seperti yang Eyang lakukan juga, untuk menemukan format pendidikan  yang sesuai dengan konsep yang diharapkan. Eyang yang tak lagi muda semangat bersilaturahim dengan kepala Dinas, kunjungan ke sekolah Alam Bungo, mempelajari kajian kajian youtube, sering berdiskusi untuk memperluas referensi. Dan ketika kita beusaha serius melakoninya. Maka begitu banyak pertolongan Allah yang tidak disangka dan jauh lebih besar. Tiba-tiba Allah datangkan saudara-saudara yang siap membantu yang siap memberi urun saran, tenaga, dan waktunya. Dan Saung Harmoni Sambidolan adalah cikal bakal komunitas yang Allah titipkan kepada kami untuk membangun peradaban yang lebih baik.   

Ini baru permulaan, perjalanan masih panjang. Ikhtiar senantiasa terus dikencangkan. Dunia adalah  tempatnya berlelah-lelah, seindah-indahnya adalah lelah yang membahagiakan. Lelah yang akan menjadi tabungan dimasa depan. Lelah yang mengundang ridho Allah. Semoga Allah selalu menjaga hati kami, membersihkan jiwa kami dari segala kekotoran yang akan mengotori setiap niat suci. Tugas selanjutnya adalah memperdalam makna, meluaskan cahaya.

 

Posting Komentar